iYeay.com – Anda harus mengetahui apa itu portofolio saham, agar anda bisa melakukan investasi dengan aman. Hal ini tentu saja harus diketahui oleh para investor pemula, yang belum memiliki ilmu dan juga pengetahuan yang lebih mendalam untuk dunia bisnis ini, karena saham adalah salah satu bisnis yang sangat beresiko.
Ketika anda melakukan sebuah investasi di pasar keuangan, anda akan mengenal salah satu aspek yang harus anda perhatikan dengan sangat teliti. Hal tersebut adalah portofolio, yang nantinya akan menentukan imbal hasil dari investasi yang anda lakukan agar keuntungan yang anda dapatkan menjadi maksimal. Faktor utama yang mempengaruhi portofolio ini adalah tujuan, resiko, dan modal.
Topik Bahasan
Apa itu Portofolio Saham?
Penjelasan sederhana mengenai apa itu portofolio saham, seperti yang dijelaskan oleh pakar keuangan, Ellen May yang mengungkapkan bahwa portofolio adalah kumpulan aset investasi yang berupa deposito, emas, saham, atau juga properti yang dimiliki oleh perorangan atau sebuah lembaga. Dalam penjabaran nta, portofolio saham juga berhubungan dengan manajemen portofolio.
Manajemen portofolio ini adalah cara yang yang dilakukan untuk mengelola aset saham untuk mencapai tujuan investasi. Dalam melakukan investasi, setidaknya ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam portofolio saham yakni Modal, Objektif, dan juga resiko. Seperti contoh jika anda memiliki modal yang kecil maka sebaiknya anda melakukan investasi, dan bukan melakukan perdagangan saham.
Begitu juga dengan objektif, atau tujuan untuk saham tersebut, apakah digunakan sebagai tabungan anak, atau investasi ketika anda memasuki usia pensiun nanti. Itulah secara garis besar, gambaran mengenai apa itu portofolio saham bagi anda pemula yang ingin terjun ke dalam dunia bisnis saham dan investasi.
Cara Mengelola Portofolio Saham dengan Benar
Setelah anda mengetahui apa itu portofolio saham, kini anda juga harus mengetahui bagaimana caranya mengelola portofolio saham ini agar investasi anda mendapatkan hasil yang maksimal.
Tentukan Jangka Panjang atau Pendek
Yang pertama, anda harus menentukan jangka waktu dan tujuan dari saham yang anda lakukan tersebut. Sebab, investasi akan menjadi maksimal jika memiliki tujuan yang sudah pasti.
Anda bisa memilih investasi untuk jangka panjang dan juga jangka pendek, atau bahkan jangka menengah. Kemudian, anda juga harus mengetahui jenis profil investor seperti apa. Ada investor yang biasanya lebih tenang dalam menggelontorkan dana, yang termasuk ke dalam profil investor yang mencari aman.
Kemudian, ada juga investor dengan jenis moderat atau yang menghindari resiko tinggi. Dan yang terakhir ada juga jenis profil investor agresif yang memilih untuk membeli saham yang harganya rendah, dan berharap suatu saat nanti harganya akan melambung tinggi. Yang terakhir, untuk mengelola portofolio saham ini, anda harus memiliki modal yang cukup untuk berinvestasi.
Perhatikan Alokasi Cash dan Portofolionya
Setelah memahami tentang apa itu portofolio saham, saatnya mempelajari cara mengelolanya dengan benar. Yaitu harus tahu kapan waktu terbaik menahan uang berbentuk cash dan kapan waktunya all out dalam berbelanja saham. Ini adalah salah satu kunci utama mengelola portofolio saham dengan baik dan benar.
Misalnya saat IHSG harganya tinggi, sebaiknya hold on dana cash Anda untuk mengantisipasi bila IHSG harus terkoreksi. Seperti yang pernah terjadi di awal th 2018 yang lalu, IHSG pernah berada di puncaknya, yaitu 6600-an.
Saat itu banyak investor membeli saham ketika harganya tinggi. Ini berbeda sekali dengan beberapa orang yang lebih memilih hold cash. Karena ketika harga IHSG sedang tinggi, biasanya ada banyak harga saham yang tidak masuk akal valuasinya.
Sebaliknya ketika di pertengahan 2018, beberapa orang memilih all out ketika IHSG terkoreksi cukup dalam sampai 5.700-an. Dengan melakukan hold cash ini akan membuat Anda terhindar dari kerugian karena ketidakpastian harga pasar modal.
Lakukan Investasi Margin of Safety yang Besar
Cara lainnya adalah temukan saham dengan margin of safety yang besar atau berada dalam batas aman nilai sahamnya. Karena ketika Anda melakukan investasi di saat margin of safety tinggi, maka resiko mengalami kerugian semakin kecil. Misalnya ketika harga saham berada dalam Rp900an, sedangkan nilai instrinsiknya Rp10000. Maka saat Anda membeli sekarang, batas amannya hanya 10% saja.
Bisa Anda bandingkan bila membeli saham ketika nilai intrinsiknya Rp3 ribu dan diperdagangkan di harga Rp2 ribuan. Maka besaran margin of safety bisa sampai 50%. Itu artinya cara ini dinilai dapat memberikan keamanan terhadap modal yang Anda siapkan sebelumnya.